Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Depresi Jangan Lebih dari 2 Hari, Waspada 8 Penyakit Ini

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
Ilustrasi depresi. Shutterstock
Ilustrasi depresi. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati yang terus tertekan atau kehilangan minat dalam beraktivitas, menyebabkan penurunan yang signifikan dalam kualitas hidup sehari-hari.

Depresi adalah bentuk kesedihan yang kompleks. Depresi dimulai dari periode yang mendasari kesedihan, tetapi situasinya harus dianggap mengkhawatirkan jika berlanjut selama lebih dari 2 hingga 3 hari.

Baca juga: Awas, Berdiri Terlalu Lama di Kereta Bisa Sebabkan Varises

Lalu apa yang menyebabkan depresi? Penyalahgunaan, konflik, kematian atau kehilangan, obat-obatan tertentu, genetika, penyakit serius adalah beberapa penyebab depresi.

Gejala depresi yang paling umum adalah kelelahan kronis, penurunan minat seks, penurunan nafsu makan, insomnia, tidak makan dengan benar, menangis terlalu banyak, tidak merawat diri atau tidak bahagia atas pencapaian.

Depresi meningkatkan risiko penyakit fisik dan sejumlah penyakit dan kondisi kesehatan lainnya. Inilah beberapa masalah kesehatan yang terkait depresi:

1.Kanker
Ketika menderita kanker, Anda merasa sedih, marah atau cemas. Depresi klinis adalah umum di antara pasien kanker, terutama orang-orang dengan kanker gastrointestinal, yang mempengaruhi lambung atau pankreas dan memiliki kemungkinan peningkatan depresi. Pakar kesehatan tidak yakin mengapa hal ini terjadi, tetapi teori yang berbeda menunjukkan perubahan sistem kekebalan dan genetika.

2. Nyeri Kronis
Nyeri kronis dapat terjadi karena radang sendi, migrain, nyeri punggung atau kondisi lain seperti depresi. Rasa sakit dapat menyebabkan pelepasan penanda inflamasi yang mungkin terhubung dengan perubahan suasana hati dan rasa sakit yang sedang berlangsung dapat menyebabkan depresi. Sebagai contoh, orang-orang dengan fibromyalgia tiga kali lebih mungkin mengalami depresi. Baca juga: Waspada, Bahaya Mengorek Hidung Bisa Radang Otak

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

3. Masalah Tiroid
Kelenjar tiroid bertanggung jawab untuk mengatur metabolisme tubuh. Hipertiroidisme dan hipotiroidisme dapat menyebabkan depresi, meskipun sangat umum ketika Anda memiliki tingkat tiroid yang rendah. Gejala gangguan tiroid termasuk rambut rontok, menambah atau menurunkan berat badan, kelelahan dan rasa dingin.

4. Diabetes
Depresi dan diabetes tipe 1/diabetes tipe 2 dapat dihubungkan satu sama lain dalam beberapa cara berbeda. Pasien diabetes sering menderita dengan perubahan suasana hati dan depresi membuatnya jauh lebih sulit dalam pengobatan. Melewatkan makan, dan kebiasaan tak sehat dapat membuat diabetes menjadi lebih buruk. Para peneliti juga percaya bahwa depresi sama seperti faktor lain yang memicu diabetes seperti faktor genetik, hormonal dan imunologi.

5. Lupus
Depresi umumnya terkait dengan penyakit autoimun dan lupus memacu sistem kekebalan tubuh untuk menyerang organ dan jaringan. Lupus menyebabkan sistem kekebalan Anda menyerang sel-sel otak dan saraf, yang dapat berkontribusi pada depresi. Gejala-gejalanya adalah demam tinggi, kelelahan, nyeri sendi atau ruam.

6. Penyakit Jantung
Orang-orang dengan penyakit jantung menderita gangguan’ mood’. Menurut American Heart Association, hingga 33 persen orang yang mengalami serangan jantung berakhir dengan depresi. Peningkatan risiko penyakit jantung juga lebih tinggi di antara orang-orang yang mengalami depresi. Depresi dapat membuat lebih sulit untuk makan dengan benar, berolahraga atau minum obat juga. Baca juga: Nonton Avengers: Infinity War di Bioskop, Intip Tips Ini

7. HIV
Pengidap HIV/AIDS juga dapat dikaitkan dengan depresi. Menurut American Psychiatric Association, virus HIV dapat secara langsung merusak otak, yang menyebabkan depresi atau demensia. Jika Anda memiliki HIV/AIDS, Anda harus menjalani skrining depresi.

8. Multiple Sclerosis
Depresi adalah gejala multiple sclerosis yang paling umum. Multiple sclerosis dapat merusak bagian otak yang terlibat dalam mengatur suasana hati. Depresi juga bisa terjadi akibat perubahan hormonal dan perubahan sistem kekebalan karena multiple sclerosis.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ketahui Apa Itu Mitokondria dan Gangguan Metabolik

9 jam lalu

Ilustrasi mitokondria/gangguan metabolik. Lasertherapy
Ketahui Apa Itu Mitokondria dan Gangguan Metabolik

Contoh gangguan mitokondria termasuk penyakit mitokondria, gangguan neurodegeneratif, dan gangguan metabolik.


10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

Warga Palestina, yang menjadi pengungsi akibat serangan militer Israel di Gaza selatan, berusaha untuk kembali ke rumah mereka di Gaza utara melalui pos pemeriksaan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, seperti yang terlihat dari Jalur Gaza tengah 15 April. 2024. REUTERS/Ramadan Abed
10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel


Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

3 hari lalu

Ilustrasi penderita kanker. shutterstock.com
Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.


Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

3 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil berpikir. shutterstock.com
Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?


Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

4 hari lalu

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.


Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

5 hari lalu

Migran dari Thailand Cheng
Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker


Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

5 hari lalu

Artis sekaligus tersangka penyalahgunaan narkotika Rio Reifan bersiap dipindahkan ke RSKO Cibubur, di kantor Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Rabu, 4 September 2019. TEMPO/Genta Shadra Ayubi
Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?


Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

6 hari lalu

Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.


Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

6 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.


12 Penyebab Kantuk Berat yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Kanker

6 hari lalu

Ilustrasi wanita mengantuk. Freepik.com
12 Penyebab Kantuk Berat yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Kanker

Rasa kantuk merupakan hal normal yang terjadi dalam tubuh. Tapi, ada beberapa penyebab kantuk berat yang harus diwaspadai. Ini penjelasannya.